Wednesday, February 20, 2013

Harga Beras Turun Kembali

AppId is over the quota

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga beras di pasar Induk Cipinang di Jakarta Timur kembali turun. Hal ini dipengaruhi karena jumlah pasokan beras yang kembali normal seperti semula.    

Nellys Soediki, salah satu pedagang di pusat induk beras di Cipinang mengungkapkan, saat ini harga beras sedang mengalami penurunan, karena wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur sedang musim panen beras. "Saat ini harga beras jenis IR yang biasa dibeli masyarakat, tidak lagi mahal seperti pada bulan November tahun lalu sampai Januari tahun 2013 ini," jelasnya.

Beras jenis IR super dijual Rp 7.800 per kilogram, kualitas 1 seharga Rp 7.778 per kilogram, beras IR kualitas 2 seharga Rp 7.576 per kilogram dan beras IR kualitas 3 Rp 7.374 per kilogram.  Sedangkan untuk beras impor dari Vietnam dijual dengan kisaran Rp 7.000 - 7.100 per kilogram. 

Menurut Nellys, hal yang biasa jika dalam penjualan beras, harganya mengalami, karena ditentukan faktor suplai. Sehingga apabila stok beras terjamin, harga beras pun tidak akan mengalami kenaikan. 

Sementara itu, harga bahan pokok lain berupa bawang dan tomat sampai saat ini belum mengalami penurunan. Bawang Putih jenis kating dijual seharga Rp 40.000 per kilogram, sedangkan untuk bawang putih seharga Rp 36.000 per kilogram. Sebelumnya harga kedua jenis bawang putih itu masih berada dalam kisaran Rp 24.000- Rp 28.000 per kilogram.

Harga bawang merah saat ini juga mengalami kenaikan dari Rp 12.000 menjadi Rp 20.000 per kilogram. sedangkan harga tomat naik dari Rp 12.000 menjadi Rp.17.000 per kilogram.

Menurut Esin, seorang pedagang di Pasar Tanah Abang, belum turunnya harga beberapa bahan pokok itu karena pasokannya berkurang pasca banjir.  Dia mengaku memasok bawang dan tomat itu dari pasar Induk Kramat Jati.

Lima Pilihan Hemat Konsumsi BBM ala Jero

AppId is over the quota
KOMPAS/PRIYOMBODO Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menggelar konferensi Pers terkait rencana pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di kantornya di Jakarta, Jumat (4/5/2012). Konsumsi BBM bersubsidi berdasarkan perkiraan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2012 ini mencapai 43 juta kiloliter (KL). Kondisi tersebut antara lain disebabkan karena pemerintah memutuskan menunda penerapan pembatasan pemakaian BBM bersubsidi, untuk mobil pelat hitam berdasarkan kapasitas mesin tertentu (cc mobil).

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Energi (ESDM) Jero Wacik menyatakan ada lima jurus alternatif untuk menghemat konsumsi bahan bakar minyak (BBM).

"Saat ini produksi minyak itu lebih kecil dibanding kebutuhannya. Sehingga harus dikembangkan energi-energi lain untuk menggantikan BBM tersebut," kata Jero saat membuka Diskusi Panel di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Minggu (17/2/2013).

Menurut Jero, biaya yang dikeluarkan untuk membuat pembangkit 1 MW dinilai lebih besar dibanding harus melakukan penghematan 1 MW setiap hari. Padahal, masyarakat juga akan melakukan demo apabila ada kenaikan BBM, sementara dari sisi produksi BBM sendiri juga semakin mengecil. Sehingga, pemerintah memandang perlu untuk mencari sumber energi baru untuk menggantikan BBM tersebut.

Sumber energi baru untuk menggantikan BBM menurut Jero adalah gas, batubara, geothermal, air, dan biomasa serta matahari.

 Saat ini pemerintah sudah melakukan eksplorasi gas di beberapa lokasi di Indonesia, salah satunya adalah blok Marsela, East Natuna hingga blok Mahakam. Diperkirakan, tambang gas ini bisa mengontribusikan energi 1,2 juta barel ekuivalen minyak per hari. "Pada tahun ini diperkirakan akan ada lifting gas sebesar 2 juta barel ekuivalen minyak per hari," tambahnya.

Program lifting batubara ini baru akan dicetuskan pemerintah (khususnya di masa pemerintahan setelah 2014). Sebab, selama ini aturan untuk lifting batubara sebagai pengganti energi BBM ini masih dikaji oleh pemerintah. Jero memperkirakan akan ada tambahan 3 juta barel ekuivalen minyak per hari dari batubara ini. Produksi batubara yang akan digenjot terutama di lokasi Paiton, Cirebon hingga Janeponto Sulawesi Selatan. "Tapi program ini akan saya gulirkan bila saya terpilih lagi di 2014 sebagai Menteri ESDM," tambahnya.

Pemerintah juga nanti akan mengusulkan untuk bisa lifting geothermal, sebab energi ini sudah ada dan tinggal dieksplorasi. Perkiraannya bisa menghasilkan energi 30.000 MW. Apalagi dengan kekayaan energi vulkanologi Indonesia yang relatif besar, maka sumber energi ini layak dikembangkan di masa mendatang.

Indonesia juga banyak memiliki sumber arus air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber listrik. Pemerintah melihat ada sungai besar dan deras khususnya di Sumatra, Kalimantan hingga Jawa. Termasuk di sini sumber energi air khususnya dari danau. Perkiraannya ada sumber energi dari air sebesar 75.000 MW.

Sebagai negara tropis, Indonesia banyak memiliki sumber energi matahari yang melimpah setiap hari. Perkiraannya bisa menghasilkan energi 50.000 MW.

"Inilah sumber-sumber energi pengganti BBM yang selama ini sudah semakin menipis. Ini akan bisa dinikmati oleh anak dan cucu kita di masa mendatang," tambahnya.

Tuesday, February 19, 2013

Merpati Tidak Akan Mati

AppId is over the quota
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES Merpati Nusantara Airline.

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) Rudy Setyopurnomo menyatakan maskapainya tidak akan pernah mati, meski saat ini ditinggalkan oleh direktur operasi yang mengundurkan diri secara tiba-tiba. Ia menyadari, kinerja bisnis perusahaanya belum positif secara luar biasa.

Pemerintah melalui Kementerian BUMN sudah meminta Merpati melakukan terobosan bisnis sehingga bisa selangkah lebih maju dan tidak perlu menunggu kucuran dana dari pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN).

"Merpati ini milik pemerintah dan bangsa Indonesia yang telah berumur lebih dari 50 tahun. Maka sudah saatnya Merpati segera dipersiapkan kemandiriannya dan tidak boleh hanya menunggu kucuran dana dari pemerintah," kata Rudy dalam siaran pers di Jakarta, Minggu (17/2/2013).

Menurut Rudy, dukungan dari Menteri BUMN Dahlan Iskan sangat meningkatkan semangat dan rasa percaya diri direksi, komisaris dan karyawan serta para kru Merpati untuk terus bekerja keras membawa Merpati jauh lebih baik lagi. Alumnus ITB yang menyelesaikan pendidikan master dalam Air Transportation Policy di Harvard University dan Airline Management di Massachusetts Institute of Technology tersebut juga menjelaskan bahwa Merpati mempunyai nilai sejarah dan perjuangan bangsa yang amat tinggi.

Merpati didirikan sejak 50 tahun lalu, dan pernah menguasai 25 persen market share. "Namun sekarang telah tertinggal jauh, oleh karena itu para karyawan, direksi, komisaris  dan kru punya semangat yang tinggi untuk terus meraih kembali pangsa pasarnya dan membawa Merpati menjadi lebih baik," tambahnya.

Saat ini Merpati sudah menandatangani kontrak kerjasama dengan berbagai institusi bisnis baik berasal dari dalam maupun luar negeri. Dari dalam negeri, Merpati sudah menandatangani kerjasama antara lain dengan PT Pos Indonesia (Persero). Sementara dengan pihak luar antara lain dengan STAA Singapore di bidang pendidikan dan pelatihan pilot Airbus A320 dan peningkatan kualitas perawatan pesawat terbang di Merpati Maintenance Facility. Selain itu, Merpati juga sudah menandatangani kerjasama dengan lembaga investasi dari luar dalam hal pengadaan pesawat Airbus A320 dengan sistem KSO (kerjasama operasi). Pihak investor menyediakan pesawat Airbus terbaru, Merpati yang akan mengoperasikan untuk melayani penerbangan domestik.