Wednesday, January 16, 2013

Pelemahan Rupiah Menguntungkan Eksportir

AppId is over the quota

JAKARTA, KOMPAS.com- Pelemahan rupiah yang berlangsung di awal tahun 2013 ini, bisa menjadi kompesasi bagi eksportir, atas kenaikan tarif dasar listrik dan upah minimum.

Eksportir berharap rupiah bisa mencapai posisi Rp 10.500 per dollar AS. Pelemahan rupiah juga diharapkan berlangsung secara kontinyu.

Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia Ambar Tjahyono, di Jakarta, Kamis (10/1/2013), mengatakan, pelemahan rupiah menguntungkan ekspotir. "Dengan posisi lemah maka keuntungan eksportir lebih maksimal. Ini menjadi stimulus bagi mereka untuk terus mendorong ekspor," katanya.

Menurut Ambar, pelemahan rupiah juga menjadi kompensasi eksportir yang terkena dampak kenaikan TDL dan UMP. Kenaikan TDL dan UMP membuat beban biaya produksi membengkak sehingga keuntungan pengusaha tergerus. "Lewat hasil maksimal dari pembayaran ekspor, beban itu bisa terkompensasi," ujarnya.

Pelemahan rupiah telah menembus level Rp 9.800 per dollar AS. Eksportir berharap pelemahan bisa tembus ke level Rp 10.500 per dollar AS.

Pelemahan rupiah akan mendongkrak daya beli di kalangan pembeli asing karena harga barang produk Indonesia jadi lebih murah. "Sebaliknya kalau rupiah kuat, harga produk kita jadi mahal," katanya.     

No comments:

Post a Comment