Tuesday, August 21, 2012

Mendag: Saya dari Kecil Selalu Makan Tempe

AppId is over the quota
KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO Menteri Perdagangan Gita Wiryawang mendatangi lapak penjual tempe di Pasar Kosambi, Selasa (7/8/2012) pagi. Di lapak ini dia membeli tempe Rp 50.000.

JEMBER, KOMPAS.com - Tempe bukan hanya menjadi konsumsi masyarakat kelas menengah bawah yang membutuhkan protein tinggi setara daging dan murah. Menteri Perdagangan Gita Wirjawan pun mengaku sebagai penikmat makanan berbahan pokok kedelai ini.

"Saya dari kecil hingga sekarang tak pernah tertinggal untuk makan tempe. Sekalipun saya besar di luar negeri," kata Gita usai pertemuan dengan petani kedelai di Pesantren Ash-Shiddiqi Curahlele, Desa Curahlele Kidul, Jember, Jawa Timur, Rabu (15/8/2012).

Ia pun menyadari, protein nabati yang ada di tempe tak kalah dengan protein hewani yang ada di daging. Akan tetapi pada kenyataannya, konsumsi karbohidrat masyarakat dari beras lebih tinggi dari protein. Padahal, makan berprotein tinggi berharga murah dapat ditemukan di Tempe maupun tahu.

"Saya makan tempe ini pada kenyataannya memang banyak sekali proteinnya. Sehingga protein merupakan suatu hal yang harus diprioritaskan," ungkapnya.

Maka dari itu, menurutnya, produksi kedelai dalam negeri harus ditingkatkan guna memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Salah satunya untuk produksi tempe.

Hingga saat ini, distribusi kedelai memang masih didominasi untuk perajin tampe dan tahu. Adapun kebutuhan kedelai 2012 sebanyak 2,4 juta ton bakal didistribusi ke perajin tahu tempe sebanyak 83,7 persen (1,8 juta ton), Kecap dan Tauco 14,7 persen ( 325.220 ton), perbenihan 1,2 persen (25.843 ton), dan pakan 0,4 persen (8.319 ton).

No comments:

Post a Comment