Wednesday, August 22, 2012

Presiden: Singkirkan Hambatan Investasi

AppId is over the quota
TRIBUN/HERUDIN Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia tidak boleh kehilangan peluang di tengah-tengah gejolak perekonomian global yang kurang menguntungkan. Krisis ekonomi perlu disiasati agar tetap mendatangkan faedah bagi Indonesia. Demikian disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika menyampaikan Pidato Kenegaraan pada HUT ke-67 Proklamasi Kemerdekaan RI di depan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (16/8/2012).

"Penurunan ekspor harus kita tutupi dengan peningkatan investasi di dalam negeri. Potensi pasar dalam negeri, harus kita optimalkan. Biaya logistik harus terus kita turunkan. Hambatan-hambatan bagi kegiatan usaha, investasi, dan pembangunan infrastruktur, harus kita atasi dan kita singkirkan," kata Presiden.

Saat ini, pemerintah juga terus memantau pergerakan harga minyak dunia. Hal ini bertujuan agar subsidi BBM tidak terus membengkak. Selain iitu, pemerintah terus berupaya menyehatkan subsidi BBM melalui pembatasan dan penghematan agar beban APBN dapat dikurangi secara bertahap. Dengan cara itu, alokasi subsidi BBM dapat digunakan untuk peningkatan pembangunan infrastruktur.

Selain itu, Pemerintah juga terus mencari, mengembangkan dan memanfaatkan energi baru dan terbarukan sebagai alternatif. Pemerintah tidak akan begitu saja menaikkan harga BBM kita, kecuali jika ada perubahan harga minyak mentah yang dramatis.

"Namun kita harus sungguh mencari solusi untuk kehematan penggunaan BBM,dan sehatnya APBN kita. Sesungguhnya pemikiran untuk secara bertahap mengurangi subsidi BBM adalah semata-mata agar negeri kita dapat memiliki Ketahanan Energi di masa mendatang," kata Presiden.

Presiden mengingatkan, selain dinamisnya harga minyak dunia, harga pangan internasional menunjukkan pergerakan yang makin sulit diperkirakan. Era pangan murah dinilai telah berakhir. Tingginya harga pangan, sambungnya, diproyeksikan masih akan berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama.

"Karena itulah, kita harus menyediakan ketersediaan pangan yang memadai melalui optimalisasi sumber daya domestik. Kita harus dapat mengamankan penyediaan pangan pokok, utamanya beras. Target penetapan surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014, meskipun memerlukan kerja keras kita semua harus dapat kita wujudkan. Swasembada pangan, harus kita perluas dan kita tingkatkan," kata Presiden.

No comments:

Post a Comment